Jumat, 08 Mei 2009

menanam indigofera

INDIGOFERA
(Tanaman Nila)



I. PENDAHULUAN
A. Asal usul dan penyebaran geografis
Marga Indigofera (tanaman nila) yang besar (kira-kira 700 jenis) tersebar di seluruh wilayah tropika dan subtropika di Asia, Afrika dan Amerika sebagian besar jenisnya tumbuh di Afrika dan Himalaya bagian selatan. Kira-kira 40 jenis asli Asia Tengara, dan banyak jenis lainnya telah diintroduksikan ke wilayah ini. Banyak jenisnya yang telah dibudidayakan di seluruh wilayah tropika. Indigofera arrecta adalah tumbuhan asli Afrika Timur dan Afrika bagian selatan, serta telah diintroduksikan ke Laos, Vietnam, Filipina (Luzon), dan Indonesia (Sumatera, Jawa, Sumba, Flores). Kedua anak jenis dari Indigofera suffruticosa berasal dari Amerika tropika, dan di daerah-daerah tertentu di Jawa dibudidayakan. Indigofera tinctoria mungkin berasal dari Asia, tetapi kini tersebar di seluruh wilayah pantropik.
Di Nusantara bahan indigo disamping dari tanaman Marsdenia tinctoria R. BR, dari suku Asclepiadaceae, hanya dihasilkan dari daun berasal dari beberapajenis tanaman yang masuk marga indigofera. Mengenai pengolahan dan budidaya indigo kering yang terutama digunakan untuk pasaran Eropa, sedang mengenai Indigo basah yang terutama digunakan dari dua jenis bahan tersebut tidak begitu banyak harapan.

B. Manfaat dan kegunaan
Indigofera dimanfaatkan secara luas sebagai sumber pewarna biru, tarum, di seluruh wilayah tropika. Jenis-jenis ini juga dianjurkan untuk ditanam sebagai tanaman penutup tanah dan sebagai pupuk hijau, khususnya di perkebunan-perkebunan teh, kopi, karet. Daun Indigofera arrecta dan Indigofera tinctoria digunakan dalam pengobatan tradisional untuk menyembuhkan penyakit ayan dan gangguan syaraf, juga untuk luka dan borok.

C. Kandungan kimia
Daun Indigofera arrecta mengandung : N 4,46 %; P2O5 0,02 %; K2O 1,95 %; CaO 4,48 % dan Indigofera tinctoria : N 5,11 %;, P2O5 0.78 %; K2O 1,67 %; CaO 5,35 % ( menurut bobot keringnya)

D. Sifat Kimia
Tanaman Indigofera mengandung glukosida indikan. Setelah tanaman ini direndam di dalam air, proses hidrolisis oleh enzim akan mengubah indikan menjadi indisil (tarum-putih) dan glukosa. Indoksil dapat di oksidasi menjadi tarum – biru.
Banyak jenisnya yang mengandung senyawa –senyawa organik nitro yang beracun. Walaupun demikian, disebutkan bahwa Indigofera tinctoria dapat dimakan ternak

II. BUDUDAYA
1. Pembenihan
Sistem perbanyakan tanaman indigofera yang dikembangkan di lahan kayangan imogiri adalah dengan cara generatif yaitu dengan biji. Biji yang digunakan adalah biji dari tanaman yang sudah tua berumur sekitar 12 bulan dan belum pernah dipanen sama sekali. Buah yang diambil dijemur hingga kering dan diremas untuk dipisahkan dengan bijinya, setelah itu biji yang diambil dijemur selama 2 hari. Untuk menghindari kelembaban maka biji yang sudah dikeringkan tadii dikering anginkan selama 24 jam, untuk selanjutnya siap disimpan dalam bentuk kemasan yang rapat dan dapat dibuka kembali saat hendak disemai.

2. Pesemaian
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Disiapkan media dalam polybag, dengan pupuk organik sebagai pupuk dasarnya.
2.Biji direndam untuk memisahkan biji yang mengapung dan yang mengendap,biji yang digunakan adalah biji yang mengendap,selanjutnya dijemur selama 1 hari.
3. Langkah ke dua diulangi sekali lagi,kemudian dilakukan penjemuran selama 2 hari.
4. Biji yang sudah dijemur 2 hari diangin-anginkan semalam,dan paginya siap untuk disemai.
5. Benih yang digunakan sebanyak dua butir untuk satu media tanam.
6. Pemupukan selama dalam pesemaian tidak lebih dari 1,5 gram pupuk makro.
7. Penyiraman dilakukan sebelum jam enam pagi dan setengah lima pada sore harinya.
8. Bibit siap dipindah tanam setelah berumur 30 hss.

3. Persiapan lahan
Langkah – langkah yang dilakukan adalah :
1. Penggemburan tanah
Dapat dilakukan dengan luku garu atau pencangkulan
2. Pemupukan dasar
pupuk yang digunakan adalah pupuk organik padat 10 kg / Ha, Soil treatment 250kg / Ha, dan pupuk makro 200 kg/ Ha berupa Urea, ZA, TSP, KCl , Dolomit, dengan perbandingan 3 : 4 : 1 : 3 : 3.
3. Pengaturan jarak tanam (jarak yang digunakan adalah 75 cm jarak antar barisan, dan 50 cm jarak dalam barisan).


4. Pemeliharaan.
Dalam pemeliharaan tidak jauh beda dengan tanaman lain pada umumnya,yaitu :
1. Penyiangan sebelum pemupukan dilakukan.
2. Pemupukan susulan :
- Susulan I : berumur 3 bst dengan dosis 100 kg / Ha
- Susulan II : berumur 8 bst dengan dosis 80 kg / Ha
- Susulan III : berumur 12 bst dengan dosis 80 kg / Ha
Adapun pupuk yang digunakan adalah pupuk urea , ZA, Tsp, KCl,dengan perbandingan 3 : 4 : 1 : 3 . pupuk organik diberikan dengan dosis 20 kg/Ha untuk 5 kali pupuk susulan.
3. Pemberian ZPT
ZPT diberikan dengan interval 10 Hst, dengan dosis 2 cc / liter.

5. Pemanenan
Tanaman indigofera siap dipanen saat berumur kurang lebih 120 hst untuk satu kali pemanenan, selanjutnya dapat dipanen kembali dengan selisih waktu 90 hari dari saat pemanenan pertama.Pemanenan dilakukan dengan cara membabat tanaman dari batang sampai daun dan disisakan batang bawah untuk pertumbuhan tunas berikutnya. Umur tanaman indigofera dapat mencapai 3 tahun.
Pemanenan biasa dilakukan pada saat jam 04 : 00 WIB – 06 : 00 WIB, dikarenakan pada waktu tersebut potensial untuk menghasilkan warna nila yang maksimal., setelah tanaman terkena sinar matahari warna nila yang dihasilkan kurang bagus.